Saturday, February 13, 2010

GRAFFITI


DEFINISI GRAFFITI
Manco menuliskan bahwa seni graffiti senantiasa
berkembang secara terus-menerus (Manco, 2004:7).
Setiap hari, lapisan cat dan poster-poster yang baru
saja ditempel, bermunculan hanya dalam waktu
semalam di tiap kota yang ada di seluruh dunia.
Proses pembaharuan yang terjadi secara terusmenerus
terhadap tanda-tanda dan karya seni–karya
seni ini dibuat di atas lapisan karya graffiti lama yang
sudah memudar dan pada permukaan-permukaan
yang rusak dari sebuah kota. Tampaknya, graffiti
memang sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan
dari sebuah kota.
Sebenarnya, apakah yang dimaksud dengan
graffiti? Susanto menjelaskan, bahwa graffiti berasal
dari kata Italia “graffito” yang berarti goresan atau
guratan (2002:47). Penulis Arthur Danto (2002:47)
menyebutnya dengan demotic art atau yang memiliki
dan memberi fungsi pada pemanfaatan aksi coratcoret.
Pada dasarnya aksi ini dibuat atas dasar antiestetik
dan chaostic (bersifat merusak, baik dari segi
fisik maupun non-fisik).
Graffiti (juga dieja grafitty atau grafitti) adalah
kegiatan seni rupa yang menggunakan komposisi
warna, garis, bentuk dan volume untuk menuliskan
kalimat tertentu di atas dinding. Alat yang digunakan
biasanya cat semprot kaleng. Menurut Wikipedia
(n.d., 19 Januari 2006), graffiti adalah salah satu
tulisan ataupun penanda yang dengan sengaja dibuat
oleh manusia pada suatu permukaan benda, baik itu
milik pribadi ataupun publik. Sebuah graffiti dapat
berupa sebuah karya seni, gambar ataupun kata-kata.
Ketika suatu graffiti dikerjakan tanpa sepengetahuan
pemilik properti, maka graffiti tersebut dapat
dikategorikan sebagai sebuah vandalism. Graffiti
sendiri telah ada paling tidak sejak peradaban kuno
seperti zaman Yunani Klasik dan Kerajaan Roma.
Kata “Graffiti” merupakan kata jamak dari
“graffito”. Bentuk singularnya sendiri cenderung
tidak jelas artinya dan pada sejarah seni penggunaan
kata tersebut mengacu pada pembuatan karya seni
yang dihasilkan dengan menggoreskan/mengguratkan
desain pada suatu permukaan. Istilah lain yang
berhubungan dengan graffiti adalah sgraffito, yaitu
suatu cara membuat desain dengan menggores
melalui satu lapisan dari suatu warna/pigmen untuk
memperlihatkan lapisan yang ada dibawahnya. Semua
kata-kata ini berasal dari bahasa Itali, yaitu graffiato,
bentuk lampau dari graffiare (to scratch/ menggores);
para pembuat graffiti pada zaman dulu menggoreskan
karya mereka pada tembok-tembok sebelum adanya
cat spray, seperti yang kita lihat pada mural-mural
atau fresko. Kata ini berasal dari bahasa Yunani
γραφειν (graphein), yang artinya “menulis”.
Bambataa menjelaskan, bahwa graffiti atau graf
adalah salah satu dari empat unsur dalam kultur hiphop
(2005:85). Tiga unsur lainnya adalah break
dancing, DJ-ing dan rappin’. Graffiti dimulai sebagai
seni urban underground yang ditampilkan secara
mencolok di area-area publik, biasanya di temboktembok
gedung. Graffiti digunakan oleh para warga
kota untuk menyatakan komentar sosial dan politik,
seperti halnya geng-geng biasa menyebutkan kawasan
yang menjadi kekuasaannya. Tidak ada kesepakatan
kapan graffiti lahir dan tentang tempat kelahiran awal
graffiti. Namun beberapa referensi menyebutkan
bahwa graffiti dimulai di New York pada awal 1970-
an bersamaan dengan lahirnya breakdance.
Meskipun ada anggapan bahwa graffiti ‘klasik’
mengalami stagnasi dalam pergerakannya, tetapi
selentingan melalui majalah graffiti yang muncul
belakangan ini ataupun kunjungan ke hall of fame
setempat menunjukkan dengan jelas bahwa ada begitu
banyak perubahan yang terjadi sejak tahun 1980-an.
Dalam pemberontakan terhadap gaya umum, seniman
menghancurkan peraturan graffiti yang tidak tertulis
untuk menciptakan bentukan grafis yang baru dan
imej lain diluar 3-D dan penulisan wild-style.
Graffiti artistik sendiri menunjuk kepada bentuk
tag (tulisan) yang terolah melalui bahasa visual yang
estetik. Secara bentuk, graffiti tersebut dituliskan
dengan pemanfaatan logotype atau juga kaligrafi yang
biasa disebut di kalangan street artist sebagai street
logos (Manco, 2004:8). Penggunaan tag secara
pictographic symbol sering dipakai untuk menunjukkan
berkomunikasi secara visual dengan audiens.
Sehingga akan mudah didapati graffiti yang seakan
tidak bermakna, namun bila dibaca dengan sangat
teliti melalui proses pembacaan graffiti yang rumit,
maka graffiti artistik menyimpan banyak makna yang
sarat pesan sosial.
Dari bentuk yang lain, graffiti artistik akan
ditemui melalui penggunaan warna yang maksimal.
Penggunaan warna ini mendukung pada pemilihan
bentuk graffiti yang dibuat. Warna biasanya menyesuaikan
dengan space yang ada, meskipun kebanyakan
warna yang dipakai adalah warna-warna cerah.

0 komentar:

Post a Comment

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | JCpenney Printable Coupons