MONSTER GOES OUT AT NIGHT A Solo Exhibition
Curated by Alia Swastika at dGallerie Jl. Barito I no.3 Kebayoran Baru, Jakarta. Opening Night: Friday 5 March 2010. 7 PM.
Exhibition: 6 - 21 March 2010.
Curatorial notes after the jump.
Dalam beberapa tahun terakhir, seni jalanan (terjemahan bebas atas street art) telah berkembang menjadi salah satu genre penting dalam ranah seni rupa kontemporer, terutama berkaitan dengan makin populernya isu tentang perkotaan dan ruang publik. Selama dasawarsa 1990an, seni jalanan ini menjadi bagian penting dari gerakan-gerakan seni alternatif yang terutama berkembang di kota-kota besar pusat industri dan pendidikan. Setelah sekian lama diidentifikasi sebagai arus pinggiran, bagian dari perlawanan, pada akhirnya seni jalanan ini menjadi bagian pula dari arus utama dalam gerakan seni rupa global. Seniman-seniman seni jalanan telah diundang untuk turut berpartisipasi dalam berbagai pameran penting di institusi penting, seperti museum dan biennale/triennale internasional, serta dianggap sebagai seniman kontemporer dengan pengaruh yang kuat dalam perkembangan seni rupa global. Di sisi yang lain, berkaitan dengan pasar seni rupa, yang harus diakui merupakan faktor determinan dalam ranah seni kontemporer, beberapa orang seniman dari genre ini berhasil menembus harga pasar yang cukup tinggi, sehinggga eksistensi kapitalnya diperhitungkan pula. Dari sinilah, diselenggarakan pameran-pameran yang khusus berupaya menunjukkan konteks dan kecenderungan baru dari seni jalanan mulai kerap diselenggarakan. Sebuah institusi seni rupa kontemporer yang paling berpengaruh di Perancis, yakni Foundation de Cartier, menyelenggarakan satu pameran mengenai seni jalanan ini pada Juni hingga Oktober 2009. Dalam pameran ini, dapat dilihat bagaimana seni jalanan telah mendapatkan posisi yang penting dalam ranah seni rupa kontemporer. meskipun berupaya untuk mempertahankan semangat kebebasannya, seluruh cara pameran dirancang dan bagaimana karya-karya direpresentasikan menunjukkan kecenderungan untuk membuat seni jalanan menjadi sesuatu yang memiliki bobot wacana yang sama penting dan seriusnya dengan genre seni yang lain. Selain menunjukkan keragaman ekspresi artistik dalam genre seni jalanan, pameran ini juga memberikan bingkai wacana yang mengaitkannya dengan budaya anak muda, isu-isu ruang publik dan persoalan identitas/multikulturalisme. Mereka memajang karya-karya dari beberapa orang seniman jalanan yang paling berpengaruh di Eropa dan Amerika, serta menyediakan pula ruang untuk mendisplay material dokumentasi dari perkembangan seni jalanan hampir di seluruh dunia. Dari jalanan, seniman-seniman ini memasuki ruang-ruang formal, sesuatu yang dulu, barangkali, pernah mereka lawan. Kontroversi yang menarik berkaitan dengan kehadiran seni jalanan dalam institusi formal seni rupa ini adalah bagaimana transformasi medium dari sesuatu yang nyaris tanpa aturan menjadi sesuatu yang mengenal batasan. Jika pada dasarnya seni jalanan berlangsung di ruang-ruang yang bebas, yakni jalanan, tetapi sekarang dengan ruang yang baru, dengan sekat-sekat dinding dan prosedur formal, seniman juga ditantang untuk merespon ruang dengan pendekatan artistik yang baru. Eksperimentasi-eksperimentasi baru mulai dilakukan, misalnya dengan buat karya-karya di atas kanvas, di atas kayu atau papan, dengan pendekatan yang lebih artistik dan tidak terlalu liar. Selain berharga dalam rangka proses pengayaan eksperimentasi para senimannya, dalam dunia seni rupa global, masuknya seni jalanan ke ruang formal ini juga membuka kemungkinan baru atas kosa visual baru yang segar dalam khazanah seni rupa kontemporer. Berkaitan dengan lukisan, misalnya, transformasi dari dinding bangunan di jalan menjadi kanvas, juga memberikan tawaran baru yang mengombinasikan aliran komik figurative dengan abstrak, atau surealisme dengan kubisme, menggunakan media-media dan teknik-teknik baru seperti airbrush, spray, dan lain sebagainya. Kehadiran percobaan baru ini dapat dikatakan berhasil dalam rangka menawar definisi-definisi lukisan yang sudah mapan, terutama pada periode setelah konsep lukisan mendapatkan pengaruh besar dari pop art dan fotografi. Selain bereksperimen dengan lukisan, seniman-seniman jalanan ini merambah juga media-media yang mapan dalam seni rupa kontemporer seperti video art, instalasi, patung atau objek tiga dimensi, sehingga menarik bagaimana gaya jalanan ini diaplikasikan dengan beragam pendekatan. Karenanya, menjadi menarik untuk menarik kecenderungan global ini ke dalam ranah seni di Indonesia. Salah satu seniman jalanan yang cukup populer di kalangan anak muda subkultur adalah Darbotz. Ikon-ikon visualnya telah muncul di jalanan Jakarta sejak 5 tahun terakhir dan menjadi salah satu ikon jalan yang paling populer di kelompok subcultur tersebut. Sensibilitas visual darbotz dalam merespon ruang menunjukkan ketajaman yang tinggi dan keberanian untuk melakukan eksperimentasi-eksperimentasi unik. Selain membuat karya di jalanan, belakangan ia terdorong pula mengeksplorasi medium baru, termasuk lukisan atas kanvas, objek tiga dimensi dan item merchandise
2010_ruru-gallery_front-e-flyer_drawma
2010_ruru-gallery_back-e-flyer_drawma
ruangrupa mempersembahkan:
Pameran Seni Gambar
Marishka Soekarna – PinkGirlGoWild – Monica Hapsari
DRAWMA
drawing, installation, object
Kurator: Indra Ameng
Pembukaan pameran:
Jum’at, 16 April 2010
Pukul 17.00 – selesai
Dimeriahkan oleh:
The Wispy Hummers
DJ Iman Fattah
DYNOMONK
DJ DAVKILLZ Vs DJ AK-47
Pameran:
17 April – 1 Mei 2010
(buka Senin - Sabtu pukul 11.00 – 21.00)
RURU Gallery
ruangrupa
Jl. Tebet Timur Dalam Raya No. 6, Jakarta Selatan 12820
t/f: +62 21 8304220
e-mail: info@ruangrupa.org
www.ruangrupa.org
Pada pameran yang kedua di 2010 ini, RURU Gallery mengundang 3 seniman perempuan yang selama ini telah menekuni seni gambar dan mengembangkan karya drawing-nya. Masing-masing memiliki gaya dan kecenderungan sendiri untuk mengeksplorasi seni gambar ke berbagai medium.
Marishka Soekarna, lulusan jurusan seni grafis FSRD ITB, banyak membuat karya gambar dengan menggunakan gaya ilustrasi pada cerita pendek atau buku cerita. Gambar-gambarnya seperti corat-coret dalam diary yang mengandung cerita personal keseharian, namun menampakkan kesan surealis.
Pink Girl Go Wild, lulusan jurusan Desain Komunikasi Visual FSRD Univ. Trisakti, karya gambarnya dimulai dari membuat desain karakter yang kemudian diaplikasikannya ke berbagai macam produk seperti toys, kursi, wallpaper dan digital print. Gambar-gambarnya menyerupai imajinasi dunia anak kecil dan sekaligus dekoratif.
Monica Hapsari, lulusan jurusan Kriya Tekstil FSRD ITB, bekerja di dunia fashion dan majalah baik sebagai fashion stylist ataupun illustrator. Karya gambarnya banyak dipengaruhi oleh dunia fashion dan Monica mampu membawanya ke dunia seni murni.
Dalam pameran di RURU Gallery kali ini, ke 3 seniman ini akan menampilkan eksplorasi terbaru dari karya drawing mereka. Bukan merupakan sebuah karya kolaborasi, tapi ke 3-nya akan mencoba membuat “ruang”-nya masing-masing melalui seni gambar.
Vinyl Attack Exhibition & Gardu House Launching
Saturday, April 17, 2010 at 17.00 - 22.00 WIB
Jl.Madrasah, Komp. Departemen agama no.12
Gandaria Selatan, Fatmawati
Jakarta Selatan 12720
Gardu House
Gardu House, didirikan secara kolektif oleh para street artist yang juga tergabung di Artcoholic merupakan sebuah workshop sekaligus galeri rumahan non-profite yang diperuntukan sebagai ruang alternatif bagi para street artist untuk memamerkan karya-karya mereka selain ditembok jalan. Gardu House juga sebagai wadah untuk para street artist untuk saling mengenal dan berkolaborasi dalam sebuah projek dan pameran bersama dengan semangat untuk semakin memajukan street art di Indonesia.
Selain ruang pamer, Gardu House juga menyediakan merchandise shop dimana para street artist bisa menaruh merchandise, artwork atau apapun yang berhubungan dengan street art untuk dipasarkan ke publik.
Kehadiran Gardu House diharapkan sedikit banyaknya dapat memberikan kontribusi dalam mendorong pergerakan street art kearah yang lebih baik lagi. Memberikan ruang gerak yang lebih kepada street artist serta menjadi gardu penyalur karya teman-teman street artist ke khalayak agar dapat diapresiasi dengan lebih luas lagi selayaknya fungsi Gardu secara literal.
Project No.1 “Vinyl Attack !!”
Vinyl atau piringan hitam sejatinya adalah sebuah benda yang berfungsi untuk menyimpan data musik. Kehadiran vinyl membawa andil besar dalam kemajuan musik dunia. Seiring berkembangnya waktu, fungsi vinyl kini sudah tergantikan dengan compact disc dikarenakan bentuknya yang lebih kecil serta produksinya yang lebih mudah dan murah.
Atas nama merayakan kultur musik era vinyl, Gardu House mengundang teman-teman street artist baik crew maupun perorangan dari beberapa kota di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Jogjakarta, Surabaya dan lain-lain untuk merespon vinyl yang kami bagikan sebagai media untuk menuangkan karyanya dalam bentuk kreasi masing-masing. Kenapa vinyl ? kenapa tidak ?! dunia street art memiliki hubungan yang sangat dekat dengan dunia musik. Bahkan bisa dibilang tidak dapat dipisahkan untuk salah satu genre musik tertentu. Selain itu, kami juga percaya bahwa sebuah karya seni dapat dituangkan kedalam berbagai jenis media alternatif seperti vinyl tanpa mengurangi nilai estetis dari karya tersebut.
Karya vinyl teman-teman nantinya akan dipamerkan di Gardu House sebagai pameran bersama dan dibuka untuk umum. Pembukaan pameran project perdana dari Gardu House ini juga akan menjadi acara peresmian pembukaan Gardu House sebagai ruang seni yang terbuka untuk siapa saja yang memiliki minat terhadap dunia street art. (toxicologie)
WITH OUR LOCAL ARTIST
ARKS, ARTCOHOLIC, TOTER, TUTU ,MASE CREW, PINKGIRLGOWILD, THE POPO, THE RATS (BDG) ,PROPAGRAPHIC, RHARHARHA , STENZILA, FAB FAMILY (BDG), KARMA , ISENG , DARBOTZ ,MEDIA LEGAL, YELLOW DINO (BDG) , PLSCK, K.SEGART, MORDEN, MUTE (BDG) ,LOVE HATE LOVE (YK), SQUAD CORE (YK), ADD17 KAMENGSKI, MNC (SBY) MONSTA JAM (BKS), NTA, SELO, FTB (BDG-JKT), MULO ,CHOCO7 , XAIT , PAY AIR GRAFIX, ERJE, TTC, HAPPY AROGANT , JAH IPUL, UNCLE JOY, NAW CREW (TUBAN), SLEECK (MALANG)
CP: (021) 98595619 / (021) 93670048
Support by:
Provoke Magazine
Tembokbomber.com
Graffiti Competition FASB BEM FE UNTAR tanggal 11 Mei 2010
@ KAMPUS II FAKULTAS EKONOMI UNTAR (samping mall citraland)
Jl. Tanjung Duren Utara No. 1 - Jakarta Barat
Tema : bebas asalkan ada tulisan CAUTION
media triplex dasar putih ukuran 244 x 122cm
alat peserta bawa sendiri
waktu 4 jam
warna dominan: hitam dan kuning
1 team mendapatkan 5 kaleng pylox - free.
batas pilih warna s/d tanggal 3 mei 2010.
lewat dari tanggal 3 mei, warna pylox sesuai stok yang ada.
biaya pendaftaran per tim Rp. 85.000,-
1 tim maksimal 3 orang
menyerahkan fotokopi KM/KTP/KP
Juara 1:Rp1.500.000 (tropy+piagam)
Juara 2:Rp1.250.000 (tropy+piagam)
juri : the popo & maze 'IKJ'
CP:
085694608441 ( vita )
058782617197 ( hara )
Uda bisa daftar!!!
langsung aja daftar ke CP nya..
Open House Roma 2023
2 hours ago
0 komentar:
Post a Comment